Gak Ada yang Tahu, Ternyata Vape Lebih Berbahaya dari Rokok Batang

Kawula muda saat ini lebih gemar membeli Vape dibanding rokok batang, alasannya sederhana karena pemakaian yang mudah juga terbilang tidak berbahaya.
Namun, kenyataannya Vape lebih berbahaya dari rokok batang. Duncan Selbie selaku Chief Executive Public Health England menyatakan vape lebih berbahaya 95% bagi kesehatan dibandingkan rokok biasa.
“Vape 100% tidak aman, namun kebanyakan zat yang menyebabkan penyakit karena merokok tidak ditemukan pada vape, serta bahan kimia yang ada menimbulkan bahaya yang cukup signifikan” ujar Duncan dikutip dari laman detik.com, Jumat (14/2/2020).
Sementara Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) menemukan hampir 20% pasien penderita penyakit paru-paru mengandung Vitamin E asetat.
Sebanyak 39 kematian pasien diakibatkan pengisap Vape yang berlebihan, sisanya produk vaping juga ditemukan kandungan THC yang membahayakan kesehatan jantung.
Hal lain juga dibuktikan oleh peneliti Yayasan Pemerhati Kesehatan Publik (YPKP) Indonesia dan Ketua Koalisi Indonesia Bebas Tar yaitu Dr, drg Amaliya, MSc, Ph.D menguji kandungan yang terdapat dalam Vape.
Hasilnya ditemukan liquid yang tidak mengalami penambahan zat sama sekali, tetapi apabila dibandingkan rokok batang, Vape lebih baik 30%.
Masyarakat Lebih Memilih Rokok Batang Dibanding Vape
Apabila bahaya yang dikandung Vape sama dengan mengisap rokok batang, tentunya masyarakat Indonesia lebih memilih rokok biasa karena harganya lebih murah.
Itu terbukti pada angka perokok aktif hampir mencapai 69,1 juta perokok pada akhir tahun 2021. Setiap tahunnya tentu jumlah ini akan semakin melonjak terlebih vape semakin luas diperjual-belikan.
Vape Lebih Berbahaya, Terbukti Bisa Bikin Meninggal
Ternyata mengisap Vape sama bahayanya dengan satu batang rokok, bahkan bahaya yang lebih fatal dapat menyebabkan meninggal.
Dikutip dari laman klikdokter.com, hal itu justru dibuktikan oleh sejumlah penelitian, dimana Vape mengandung logam berat di dalamnya yang dapat menyebabkan berbagai penyakit paru, seperti inflamasi atau peradangan paru.
“Jika kondisi paru-paru rusak akibat mengisap vape, maka paru akan rentan terhadap infeksi. Infeksi paru yang berat bisa saja menyebabkan kematian dalam jangka waktu yang singkat, namun tentunya membutuhkan proses dan tidak terjadi dengan cepat,” kata dokter Alvin.
Penggunaan Vape Harus Dibatasi
Karena bahayanya yang membuat kematian dalam jangka waktu singkat, maka penggunaan Vape harus dibatasi.
Rokok elektrik ini mengandung nikotin, zat adiktif yang dapat menyebabkan ketergantungan.
Penggunaan vape yang berlebihan dapat memicu ketergantungan nikotin, yang pada gilirannya dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan. Terutama pada remaja dan usia pertumbuhan yang sedang dalam masa pertumbuhan dan perkembangan.
Oleh karena itu, penting untuk membatasi penggunaan vape agar tidak melampaui batas aman dari konsumsi nikotin.
Editor: Muhammad Fauzi Sumber: detik.com & klikdokter.com